Mengenal Lebih Dalam Kalibrasi dan Standarisasi

kalibrasi dan standarisasi

Kalibrasi mungkin menjadi salah satu kegiatan dari Anda yang memiliki alat ukur untuk bisa membuat alat ukur tersebut bisa berjalan dengan baik atau setidaknya memenuhi standar kalibrasi. Kalibrasi dan standarisasi menjadi dua istilah yang saling berkesinambungan dan selalu dibahas di dalam kalibrasi. Tentu saja dalam dunia pengukuran atau metrologi kalibrasi dan standarisasi perlu untuk diketahui.

Apa saja itu kalibrasi? Apa itu standarisasi? Kenapa harus ada standarisasi di dalam kalibrasi? Mari kita perjelas di sini!

Penjelasan Kalibrasi

Selama kalibrasi dalam teknologi pengukuran, kalibrator mendeteksi dan mendokumentasikan secara andal dan dapat direproduksi seberapa besar penyimpangan alat pengukur ke normal. Kontrol pengukuran, kalibrasi, dan ketertelusuran adalah topik sentral dari sebagian besar sistem jaminan kualitas.

Dalam proses produksi modern, kebutuhan akan pemantauan presisi terhadap kondisi sekitar selama proses produksi, dan untuk mengaturnya dalam rentang tertentu jika diperlukan, menjadi semakin umum. Sektor yang biasanya memiliki persyaratan ini mencakup produksi atau manufaktur semikonduktor biasanya ada industri makanan dan farmasi.

Selain ada di faktor produksi, kalibrasi sebenarnya malah lebih dikenal lebih awal di sektor kesehatan dan juga kelistrikan demi menjaga keselamatan dalam bekerja.

Jenis-Jenis Kalibrasi

Selain kedua sektor tersebut, kalibrasi memiliki sangat banyak jenis. Berbagai jenis ini perlu untuk Anda perhatikan, karena jika Anda memiliki alat ukur yang ada di dalam jenis kalibrasi ini, maka Anda harus melakukan kalibrasi secara rutin.

Setidaknya, untuk jenis-jenis kalibrasi ada banyak, di antaranya:

  • Kalibrasi Tekanan(Pressure Calibration)
  • Kalibrasi Suhu (Temperature Calibration)
  • Electronic Calibration
  • Kalibrasi Mekanis (Mechanical Calibration)
  • Flow Calibration
  • Pipette Calibration
  • Kalibrasi Massa / Berat (Mass/Weight Calibration)

Berbagai jenis kalibrasi di atas harus di ketahui karena setiap jenis kalibrasi harus dilakukan kalibrasi sesuai dengan laboratorium kalibrasi yang sama jenisnya. Misalnya saja Anda ingin melakukan kalibrasi timbangan digital, maka Anda harus mencari laboratorium kalibrasi di sektor massa atau berat.

Jenis-Jenis Kalibrasi Menurut Prosedurnya

Setelah peralatan pengukur diterima, kalibrasi awal dilakukan sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Nilai terukur didokumentasikan pada sertifikat.

Jika diminta, hasil pengukuran akan dibandingkan dengan toleransi peralatan ukur yang ditentukan sebagai bagian dari kalibrasi awal. Jika nilai yang tercatat untuk alat ukur berada di luar toleransi yang diizinkan, pelanggan dapat menggunakan informasi tersebut untuk memvalidasi hasil uji kualitas sebelumnya dan akhirnya memulai tindakan korektif yang sesuai.

Pada dasarnya, prosedur kalibrasi bisa di bagi menjadi dua, yaitu kalibrasi primer dan juga sekunder.

  • Kalibrasi Primer
    Dalam prosedur kalibrasi primer, sistem dikalibrasi dengan menggunakan standar primer. Sebagai contoh, dalam kalibrasi flow meter, jika penghitungan aliran dilakukan dengan mengukur waktu dan volume atau massa fluida, maka ini termasuk dalam kalibrasi primer.
  • Kalibrasi Sekunder
    Dalam prosedur kalibrasi sekunder, perangkat yang telah dikalibrasi menggunakan kalibrator primer menjadi standar sekunder untuk kalibrasi perangkat lain dengan akurasi yang lebih rendah. Sebagai contoh, pengukur aliran turbin dapat digunakan sebagai referensi standar sekunder untuk mengkalibrasi perangkat aliran lainnya.

Persyaratan Kalibrasi

Setelah memahami tentang prosedur dilakukannya kalibrasi, di dalam kalibrasi dan standarisasi juga ada istilah tentang persyaratan dilakukannya kalibrasi. Kalibrasi harus sesuai dengan standar yang berlaku. Setidaknya, syarat yang berlaku tersebut adalah sebagai berikut:

  • Sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
  • Terkalibrasi etelah kejutan mekanis atau listrik.
  • Terkalibrasi secara berkala, misalnya tahunan, triwulanan, atau bulanan.

Jika tidak ada syarat di atas, tentu saja alat ukur tidak akan dilakukan kalibrasi dengan benar dan juga pengukurannya tidak bisa tepat setiap saat.

Mengenal Standarisasi

Sekarang mari kita masuk ke dalam standarisasi. Standarisasi kalibrasi jika di Indonesia diatur oleh BSN atau Badan Standardisasi Nasional. Badan hukum tersebutlah yang membuat standar untuk dilakukannya kalibrasi di Indonesia.

Misalnya saja ada jenis kalibrasi, syarat kalibrasi, dan juga prosedur dilakukannya kalibrasi adalah karena ada standarisasinya. BSN juga membentuk KAN atau Komite Akreditasi Nasional yang bertujuan untuk memberikan akreditasi oleh laboratorium kalibrasi di Indonesia.

Tujuan dilakukannya Standarisasi

Balai Kalibrasi telah menerapkan standar SNI ISO/IEC 17025:2008 tentang Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi. Dilakukannya standarisasi untuk kalibrasi bertujuan untuk membuat kalibrasi bisa mendapatkan ketelusuran instrumen yang dilakukan kalibrasi.

Jika tidak ada standarisasi untuk kalibrasi di Indonesia, maka sudah pasti siapa saja orang bisa mengklaim jika mereka melakukan kalibrasi dengan benar dan presisi. 

Kesimpulan

Itulah penjelasan tentang kalibrasi dan standarisasi. Betapa pentingnya untuk memahami tentang kalibrasi membuat Anda bisa menyadari betapa pentingnya kalibrasi untuk instrumen yang Anda miliki.